Rabu, 05 Desember 2012

RUMPUT TETANGGA

Standard

“Rumput tetangga lebih hijau dari rumput sendiri”
Perumpamaan yang sering di pakai orang lain untuk mengekspresikan bahwa seharusnya kita harus bersyukur dengan apa yang kita miliki. Kondisi masyarakat konsumtif suka sekali melakukan perumpamaan ini. Jelas karna faktor ekonomi yang menekan mereka, atau faktor kecemburuan sosial,,tapi lebih tepatnya faktor “tiarapnya ruhiyah”,,, istilah yang aneh mungkin, “ruhiyah kok tiarap”,,, percokolan antara nafsu dunia dengan realitas sebenarnya menjadi perbincangan yang riuh di dalam hati setiap orang,,,pingin sesuatu tapi ga punya uang, tetangga/orang lain punya duit dikit, atau lebih dari yang seharusnya jadi “iri, pingin dan jadi gosip sampah”
Knapa kita tak bisa bersyurur dengan apa yang kita punya, dan nikmati hidup kita bersama dengan orang lain, manfaatkan apa yang ada padamu, buatlah kebermanfaatan yang besar atas dirimu dan yang kamu miliki untuk orang disekitarmu…

“tidak boleh hasad kecuali pada ahli-Qur'an dan kepada ahli-sedekah” begitu disarikan dalam hadits riwayat Bukhari-Muslim.
maka mendengar tilawah saudara lalu ghibthah (menginginkan) agar kita seperti itu, itu adalah sikap yang terpuji lagi baik, maka melihat sedekah saudara lalu ghibthah (menginginkan) agar kita sama sepertinya, itu pun sikap baik lagi terpuji, hasad boleh pada ahli-Qur'an dan ahli-sedekah, selainnya hasad terlarang, apalagi hasad pada kekayaan, hasad pada fisik? Naudzubillah

mensyukuri apa yang dimiliki, bersabar atas apa yang belum dipunyai semoga Allah pun selalu ridhai,,,

Syukurilah apa yang kita punya,
Sehijau hijaunya rumput tetangga, masih lebih halal dan lebih baik rumput sendiri, insya Allah,,,
“Be Positif Thingking”

arfah 06122012

1 komentar: