Ilustrasi gerak tubuh yang tak bisa ku
terjemahkan sampai sekarang dan isyarat kata yang tak berujung, menjadikannya
bisu dalam kalimat langsung tanpa makna sedikitpun
Lelaki senja, masih dalam ingatan
yang tak bisa dihapus. Mungkin sampai sekarang. “Penasaran”,,,Cuma kata itu
yang terlintas saat banyak berdiskusi tentang masalah kekinian, aku suka
sharing dengannya, dy cerdas, kuakui sangat cerdas, apapun konteks
pembicaraannya dy paham betul bagaimana menyelesaikannya, good brother
kataku,,,
Entah apa yang dipikirkan lelaki
senja saat itu, sekarang jam 09.00 waktu cairo. Dan dia hanya menghubungi ku
untuk mengatakan, aku tak bisa on line sekarang, aku harus menemui dosenku
katanya. Padahal aku tak berjanji dan tak pernah berjanji untuk sms, telpon
atau untuk menulis email padanya apalagi online. Bisa kah ba’da asar nanti OL
tanyanya padaku, jelas aku tak bisa karna pasti disini sudah sangat malam. Katanya
ba’da asar waktu Indonesia saja,,,
Aku bertanya-tanya ada apa di ba’da
asar waktu Indonesia… tapi aku tak menggubrisnya dan tak membalas smsnya, biaya
sms Indonesia luar negri cukup mahal bagi seorang mahasiswa…
Tepat ba’da asar waktu Indonesia,
rasa penasaranku menyeret aku untuk OL. Tak ada tanda-tanda dia akan OL,
sebaiknya aku pulang karna aku tak suka bau asap rokok yang menyelimuti ruangan
kecil bernama “warnet” ini. Tanpa pikir panjang, kulangkahkan kaki, karna tak
ada yang penting bagiku,,, hanya ada rasa penasaran…
Perbincangan tentang perang teluk, 2
minggu yang lalu menjadi penutup perbincangan sebelum sms singkat tadi pagi,,,
aku masih penasaran dengan sms singkatnya tadi pagi tapi sekarang tanpa reaksi
apa-apa di ba’da asar waktu Indonesia.
Tepat 16.30 waktu Indonesia, bisakah
OL? Ana tunggu.. hanya itu.
(sebenarnya malas tuk balik ke
warnet, maleesss adalah ekspresi yang paling bisa menggambarkan situasi saat itu,,,garuk-garuk
kepala padahal tak ada yang gatal,,,dan maleessss!!!)
Entah angin apa yang membuatku untuk
melangkah, tapi niatku hanya “membantu, siapa tau ada masalah dan hanya aku
yang bisa membantunya” only that,,
Kulangkahkan lagi kaki kecilku ke
bilik sempit bernama warnet tapi sekarang tanpa asap rokok,,
Lelaki senja, ada apa dengannya,
begitu pentingkah ? rasa penasaranku,,,
Tak banyak yang dibicarakan saat itu,
*padat,singkat, jelas dan penuh tanda Tanya
yang besar, hanya 30 menit untuk waktu berbincang,,, banyak keraguan, banyak
diam dan banyak rasa takut di perbincangan 30 menit di bulan april yang tak
bekesudahan…
Banyak pertanyaan yang dilontarkan
dan tak banyak jawaban yang diberikan
Ada harapan yang dipinta, tapi tak
bisa kutunaikan.
Aku pulang dengan muka pucat dan
kaku, isi otakku penuh dengan tanda Tanya, aku diam mencari jawaban, dan diam
juga atas semua pertanyaan… bisa dibilang “ april kaku” …
*apakah anti dalam proses khitbah?
(5 menit yang dingin,benar-benar
dingin. Aku diam, tanganku mengusap2 mukaku dan kembali terpana dengan kata2 *apakah
anti dalam proses khitbah? Banyak kalimat
yang di utarakan setelah kalimat itu, tapi aku terpaku dengan 1 kata yang tak
bisa di jawab di 5 menit pertama bersamanya)
Hanya jawaban “tidak” dan untuk
semua jawaban atas pertanyaan setelahnya, kecuali “sebaris doa sepanjang nama
panjang”.
Malang, 15 april 2008
“sebaris doa sepanjang nama panjang”
0 comments:
Posting Komentar