Selasa, 04 Desember 2012

LELAKI SENJA

Standard

Ilustrasi gerak tubuh yang tak bisa ku terjemahkan sampai sekarang dan isyarat kata yang tak berujung, menjadikannya bisu dalam kalimat langsung tanpa makna sedikitpun
Lelaki senja, masih dalam ingatan yang tak bisa dihapus. Mungkin sampai sekarang. “Penasaran”,,,Cuma kata itu yang terlintas saat banyak berdiskusi tentang masalah kekinian, aku suka sharing dengannya, dy cerdas, kuakui sangat cerdas, apapun konteks pembicaraannya dy paham betul bagaimana menyelesaikannya, good brother kataku,,,
Entah apa yang dipikirkan lelaki senja saat itu, sekarang jam 09.00 waktu cairo. Dan dia hanya menghubungi ku untuk mengatakan, aku tak bisa on line sekarang, aku harus menemui dosenku katanya. Padahal aku tak berjanji dan tak pernah berjanji untuk sms, telpon atau untuk menulis email padanya apalagi online. Bisa kah ba’da asar nanti OL tanyanya padaku, jelas aku tak bisa karna pasti disini sudah sangat malam. Katanya ba’da asar waktu Indonesia saja,,,
Aku bertanya-tanya ada apa di ba’da asar waktu Indonesia… tapi aku tak menggubrisnya dan tak membalas smsnya, biaya sms Indonesia luar negri cukup mahal bagi seorang mahasiswa…
Tepat ba’da asar waktu Indonesia, rasa penasaranku menyeret aku untuk OL. Tak ada tanda-tanda dia akan OL, sebaiknya aku pulang karna aku tak suka bau asap rokok yang menyelimuti ruangan kecil bernama “warnet” ini. Tanpa pikir panjang, kulangkahkan kaki, karna tak ada yang penting bagiku,,, hanya ada rasa penasaran…
Perbincangan tentang perang teluk, 2 minggu yang lalu menjadi penutup perbincangan sebelum sms singkat tadi pagi,,, aku masih penasaran dengan sms singkatnya tadi pagi tapi sekarang tanpa reaksi apa-apa di ba’da asar waktu Indonesia.
Tepat 16.30 waktu Indonesia, bisakah OL? Ana tunggu.. hanya itu.
(sebenarnya malas tuk balik ke warnet, maleesss adalah ekspresi yang paling bisa menggambarkan situasi saat itu,,,garuk-garuk kepala padahal tak ada yang gatal,,,dan maleessss!!!)
Entah angin apa yang membuatku untuk melangkah, tapi niatku hanya “membantu, siapa tau ada masalah dan hanya aku yang bisa membantunya” only that,,
Kulangkahkan lagi kaki kecilku ke bilik sempit bernama warnet tapi sekarang tanpa asap rokok,,
Lelaki senja, ada apa dengannya, begitu pentingkah ? rasa penasaranku,,,
Tak banyak yang dibicarakan saat itu,  *padat,singkat, jelas dan penuh tanda Tanya yang besar, hanya 30 menit untuk waktu berbincang,,, banyak keraguan, banyak diam dan banyak rasa takut di perbincangan 30 menit di bulan april yang tak bekesudahan…
Banyak pertanyaan yang dilontarkan dan tak banyak jawaban yang diberikan
Ada harapan yang dipinta, tapi tak bisa kutunaikan.
Aku pulang dengan muka pucat dan kaku, isi otakku penuh dengan tanda Tanya, aku diam mencari jawaban, dan diam juga atas semua pertanyaan… bisa dibilang “ april kaku” …
*apakah anti dalam proses khitbah?
(5 menit yang dingin,benar-benar dingin. Aku diam, tanganku mengusap2 mukaku dan kembali terpana dengan kata2 *apakah anti dalam proses khitbah? Banyak kalimat yang di utarakan setelah kalimat itu, tapi aku terpaku dengan 1 kata yang tak bisa di jawab di 5 menit pertama bersamanya)
Hanya jawaban “tidak” dan untuk semua jawaban atas pertanyaan setelahnya, kecuali “sebaris doa sepanjang nama panjang”.

Malang, 15 april 2008
“sebaris doa sepanjang nama panjang”


0 comments:

Posting Komentar