Selasa, 19 Juni 2012

(Kaderisasi Adalah AKU) Amanat Pengkaderan

Standard

“kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah (Ali Imran 110)
Ayat Allah yang cukup mengispirasi untuk melakukan perubahan bukan hanya untuk diri kita sendiri tapi untuk semesta alam ini. Bagaimana kita bisa memberikan kebermanfaatan buat ummat di semesta ini. Kata-kata yang juga sangat mengispirasi oleh ust Hasan Al Banna :
“… yang pertama kali Allah serukan kepada kalian adalah hendaknya kalian yakin akan eksistensi kalian, mengetahui posisi kalian, dan percaya bahwa kalian adalah pewaris kekuasaan dunia, meski musuh-musuh kalian menghendaki agar kalian tetap terhina. Kalian adalah para guru bagi dunia, meski pihak-pihak selain kalian berusaha untuk mengungguli dengan gebyar kehidupan dunia. Sesungguhnya, kesudahan terbaik adalah bagi orang-orang yang bertaqwa”

Selanjutnya, hakikat utama sebelum kita melakukan sesuatu, sebelum membuat cita-cita yang besar adalah keimanan. Hasan Al Banna mengatakan:
“(wahai pemuda) perbaharuilah iman, kemudian tentukan sasaran dan tujuan langkah kalian. Sesungguhnya, kekuatan pertama adalah iman, buah dari iman adalah kesatuan, dan konsekuensi logis dari kesatuan adalah kemenangan yang gilang-gemilang. Oleh karenanya, berimanlah kalian, eratkanlah ukhwah, sadarilah dan kemudian tunggulah (setelah itu) datangnya kemenangan.”

Oleh karena itu, hakekatnya dakwah yang dibawa  adalah aktualisasi imani yang di manifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa (syu’ur), berfikir(fikrah), bersikap (mauqif), dan bertindak (suluk) manusia pada dataran kenyataan individual dan sosio-kultural dalam rangka mewujudkan ajaran islam dalam semua segi kehidupan  dengan menggunakan manhaj tertentu untuk mewujudkan cita-cita perjuangan.
Kata-kata yang cukup mengisnpirasi juga dari kaderisasi kammda terdahulu :
 ”Karena  aku ingin berubah
 memperbaiki diriku sendiri
 dan mengajak orang untuk sadar
 maka kaderisasi adalah aku”.
Ini merupakan cambuk besar bahwa dalam mengkader dibutuhkan ketauladanan yang kuat, sebelum mengajak orang lain kita harus bisa mencontohkan. Karna misi kita bukan misi sehari dua hari, atau misi perkara selesai sudah selesai. Bukan. karena misi kita adalah misi Iqomatuddin. Bagiamana Proyek Rasulullah ini “Iqomatuddin” bisa teralisasi. Dan kita mengambil bagian dalam proyek besar ini.  Sehingga kita selalu berupaya dalam kondisi siap untuk menjadi elemen dakwah yang dewasa dan dapat memberikan kontribusi yang besar pada dakwah Islam dalam tiga konsentrasi utama sebagai berikut :
1.      Kontribusi kuantitas kader untuk meningkatkan jumlah kader (da’i) gerakan dakwah Islam
2.      Kontribusi kualitas kader, melalui kemampuan meningkatkan kualitas kader gerakan dakwah dengan kekhasan kaderisasi yang  mampu menjadi wahana transformasi kader gerakan dakwah  dari kader mahasiswa (thulabiyah) menjadi kader masyarakat (sya’biyah),  profesional (mihaniyah), dan politik (siyasiyah)
3.      to build the competency atau pembangunan kompetensi  kader yang memiliki karakter secara khusus di bidang masing-masing.

Tiga Konsentrasi ini sudah tertuang di manhaj kaderisasi, tinggal bagaimana kita memaksimalkan apa saja yang sudah tertuang dalam manhaj. Merealisasikan apa yang telah kita sepakati untuk perbaikan kader. Beberapa hal yang menjadi catatan penting dalam proses kaderisasi adalah kurang memaksimalkan peran kader. Kita selalu berputar-putar pada orang yang itu-itu saja dengan dalih “biar cepat selesai”, dan kurang memperhatikan kondisi kader yang lain atau kurang mengasah tsaqofahnya, sehingga kader sering lupa belajar dari apa yang mereka kerjakan. Program kerja dan riayah pengkaderan  dianggap sesuatu yang biasa-biasa saja tanpa ada pemaknaan untuk mengambil hikmah dan manfaatnya. Kita selalu berputar-putar dengan masalah-masalah kecil yang terlalu dibesar-besarkan dan pada akhirnya kita lupa dengan tujuan-tujuan starategis. 
Banyak permaslahan yang hanya berputar-putar pada persoalan "pesaaan". semua di kaitkan dengan perasaan. hal sepele yang ujung-ujungnya menimbulkan sakit hati. sangat tidak tidak bijak bila semua persolanan dan tantangan kita kaitkan dengan ant suka tidak suka. buka berakar pda Tsawabit dan mutaghoyyirotnya. msaih saja terjebak dengan ant suka tidak suka dengan sikap orang-orang yang bekerja dengan ant. padahal tak seorangpun yang bisa disamakan sifatnya dengan kita, semua punya keKhasan, kelemahan dan kekuatan masing-masing.
amanat pengkaderan ini misi besar, karna konsekuensinya langsung pada dzat yang memberikanmu nikmat. harusnya kita bertolak pada apa yang Allah suka dan tidak suka.

0 comments:

Posting Komentar