“kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah
(Ali Imran 110)
Ayat Allah yang cukup mengispirasi untuk melakukan perubahan bukan
hanya untuk diri kita sendiri tapi untuk semesta alam ini. Bagaimana kita bisa
memberikan kebermanfaatan buat ummat di semesta ini. Kata-kata yang juga sangat
mengispirasi oleh ust Hasan Al Banna :
“… yang pertama kali Allah serukan kepada kalian adalah hendaknya
kalian yakin akan eksistensi kalian, mengetahui posisi kalian, dan percaya
bahwa kalian adalah pewaris kekuasaan dunia, meski musuh-musuh kalian
menghendaki agar kalian tetap terhina. Kalian adalah para guru bagi dunia,
meski pihak-pihak selain kalian berusaha untuk mengungguli dengan gebyar
kehidupan dunia. Sesungguhnya, kesudahan terbaik adalah bagi orang-orang yang
bertaqwa”
Selanjutnya, hakikat utama sebelum kita melakukan sesuatu, sebelum
membuat cita-cita yang besar adalah keimanan. Hasan Al Banna mengatakan:
“(wahai pemuda) perbaharuilah iman, kemudian tentukan sasaran dan
tujuan langkah kalian. Sesungguhnya, kekuatan pertama adalah iman, buah dari
iman adalah kesatuan, dan konsekuensi logis dari kesatuan adalah kemenangan
yang gilang-gemilang. Oleh karenanya, berimanlah kalian, eratkanlah ukhwah,
sadarilah dan kemudian tunggulah (setelah itu) datangnya kemenangan.”
Oleh karena itu, hakekatnya
dakwah yang dibawa adalah aktualisasi
imani yang di manifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam
bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara
merasa (syu’ur), berfikir(fikrah), bersikap (mauqif), dan bertindak (suluk)
manusia pada dataran kenyataan individual dan sosio-kultural dalam rangka
mewujudkan ajaran islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan manhaj tertentu untuk
mewujudkan cita-cita perjuangan.
Kata-kata yang cukup mengisnpirasi juga
dari kaderisasi kammda terdahulu :
”Karena aku ingin berubah
memperbaiki diriku sendiri
dan mengajak orang untuk sadar
maka kaderisasi adalah aku”.
Ini merupakan cambuk besar bahwa dalam mengkader dibutuhkan
ketauladanan yang kuat, sebelum mengajak orang lain kita harus bisa
mencontohkan. Karna misi kita bukan misi sehari dua hari, atau misi perkara
selesai sudah selesai. Bukan. karena misi kita adalah misi Iqomatuddin.
Bagiamana Proyek Rasulullah ini “Iqomatuddin” bisa teralisasi. Dan kita
mengambil bagian dalam proyek besar ini.
Sehingga kita selalu berupaya dalam kondisi siap untuk menjadi elemen
dakwah yang dewasa dan dapat memberikan kontribusi yang besar pada dakwah Islam
dalam tiga konsentrasi utama sebagai berikut :
1. Kontribusi kuantitas kader untuk meningkatkan jumlah kader (da’i)
gerakan dakwah Islam
2. Kontribusi kualitas kader, melalui kemampuan meningkatkan kualitas
kader gerakan dakwah dengan kekhasan kaderisasi yang mampu menjadi wahana transformasi kader
gerakan dakwah dari kader mahasiswa (thulabiyah)
menjadi kader masyarakat (sya’biyah),
profesional (mihaniyah), dan politik (siyasiyah)
3. to build the competency atau pembangunan kompetensi kader yang memiliki karakter
secara khusus di bidang masing-masing.
Tiga Konsentrasi ini sudah tertuang di manhaj kaderisasi, tinggal
bagaimana kita memaksimalkan apa saja yang sudah tertuang dalam manhaj. Merealisasikan
apa yang telah kita sepakati untuk perbaikan kader. Beberapa hal yang menjadi
catatan penting dalam proses kaderisasi adalah kurang memaksimalkan peran
kader. Kita selalu berputar-putar pada orang yang itu-itu saja dengan dalih
“biar cepat selesai”, dan kurang memperhatikan kondisi kader yang lain atau
kurang mengasah tsaqofahnya, sehingga kader sering lupa belajar dari apa yang
mereka kerjakan. Program kerja dan riayah pengkaderan dianggap sesuatu yang biasa-biasa saja tanpa
ada pemaknaan untuk mengambil hikmah dan manfaatnya. Kita selalu berputar-putar
dengan masalah-masalah kecil yang terlalu dibesar-besarkan dan pada akhirnya
kita lupa dengan tujuan-tujuan starategis.
Banyak permaslahan yang hanya berputar-putar pada persoalan "pesaaan". semua di kaitkan dengan perasaan. hal sepele yang ujung-ujungnya menimbulkan sakit hati. sangat tidak tidak bijak bila semua persolanan dan tantangan kita kaitkan dengan ant suka tidak suka. buka berakar pda Tsawabit dan mutaghoyyirotnya. msaih saja terjebak dengan ant suka tidak suka dengan sikap orang-orang yang bekerja dengan ant. padahal tak seorangpun yang bisa disamakan sifatnya dengan kita, semua punya keKhasan, kelemahan dan kekuatan masing-masing.
amanat pengkaderan ini misi besar, karna konsekuensinya langsung pada dzat yang memberikanmu nikmat. harusnya kita bertolak pada apa yang Allah suka dan tidak suka.
Banyak permaslahan yang hanya berputar-putar pada persoalan "pesaaan". semua di kaitkan dengan perasaan. hal sepele yang ujung-ujungnya menimbulkan sakit hati. sangat tidak tidak bijak bila semua persolanan dan tantangan kita kaitkan dengan ant suka tidak suka. buka berakar pda Tsawabit dan mutaghoyyirotnya. msaih saja terjebak dengan ant suka tidak suka dengan sikap orang-orang yang bekerja dengan ant. padahal tak seorangpun yang bisa disamakan sifatnya dengan kita, semua punya keKhasan, kelemahan dan kekuatan masing-masing.
amanat pengkaderan ini misi besar, karna konsekuensinya langsung pada dzat yang memberikanmu nikmat. harusnya kita bertolak pada apa yang Allah suka dan tidak suka.
0 comments:
Posting Komentar