Rasa bersalah yang tertoreh atas ketidakfahaman seorang kader
terhadap fungsi dan perannya dalam dakwah. Bisa kah kau mengerti
wahai kaderku sayang. Ini beban untukku ketika kau gagal menghadapi ujian yang
silih berganti datang padamu, ketika kau jatuh dan memutuskan untuk mundur dan
tak bersamaku lagi di jalan ini, kegagalan yang kuterima.. kegagalan sebagai
seorang Qiyadah yang tak bisa memegang erat tanganmu dan merasakan apa yang kau
rasakan di hari-hari sulitmu. Bisakah kita berbicara secara rasional tanpa ada
emosi dan prasangka buruk..
Pertanyaan besarku adalah AKU kah yang salah atas semua kejadian
ini?
Ketidak nyamananmu apakah aku penyebabnya?
Ketidak fahamanmu apakah karna ketidak pedulianku terhadapmu?
Bisakah kita berbicara dan mengevaluasi ini semua,, karna
kumerasakan sakit sekarang
Mengeluh,, kata-kata yang membuatku jenuh dengan semua ini. Bisakah
kita tidak membicarakan tentang kekecewaan dan kekecewaan. Membicarakan ketidaknyamanan ant dengan amanah dan patner ant,atau membicarakan kesalahan
saudara kita, dan seolah-olah itu adalah permasalahan yang paling besar
diantara kita..Bisakah kita bicara tentang solusi dan perbaikan. Bisakah kita
bicara tentang jalan keluar dan titik terang atas permasalahan-permasalahan
ini. mencari solusi ats kebimbingan hatimu.
Kalau kau bisa kecewa,, porsi kekecewaan itu harusnya lebih besar
kurasakan
Kalau kau merasa sakit,, porsi sakit itu harusnya lebih besar
kurasakan
Kalau kau lelah dan ingin pergi,, aku yakin akan ada penggantimu,,
tapi bukan itu yang kuharapkan,,
-20062012-
setelah lama tak mendengar kabar. _kaderku sayang "tak ada kata istirahat dalam dakwah"
Kuatlah, ada Allah, ada Allah. Songsonglah Jannah
0 comments:
Posting Komentar