Tanpa awalan,
hanya ada sisipan
Serpihan bias kebahagiaan semakin tampak terlihat, tapi relitas
kesedihan itu juga mulai memeperlihatkan wajah ayu-nya
Aku diam hanya menunggu, karna aku tercipta untuk menunggu bukan
untuk berkomentar panjang tentang apa yang kau buat sekarang
Sesekali aku hanya mengingatkan kalau jalan kita agak miring ke kiri
atau kekanan,, tak berada dalam koridor sebenarnya
Tapi kadang aku juga lupa dan terlena saat kita agak miring ke kanan
ato ke kiri.
Bias warna pun semakin tampak terlihat, sepertinya ini hitam tapi
katamu putih,
Yang ku tau hitam dan putih bukan warna,, warna yang kutau hanya
merah jingga.
Aku melepaskan rasa kesalku, aku mulai lari dan menjauh
tanpa komando kita sadar bahwa kira sedang miring ke kiri ataupun
kanan tidak dalam koridor sebenarnya.
Ini seperti membubarkan barisan atau mundur tuk istirahat sejenak.
Sesekali aku melihat kebelakang, tak ada dirimu lagi, aku tertinggal
jauh ternyata,
Jalanku melambat, dan ternyata kau sudah jauh didepan
Menunggu,, bisakah kau menunggu gerakku yang lambat
Atau kita bubar barisan saja untuk memperjelas semuanya,, karna saat
kuberlari memang tak ada awalannya,,
Aku tiba-tiba ada, dan kau tiba-tiba ada juga,, seperti sisipan..
0 comments:
Posting Komentar